Ini adalah cerita dari seorang gadis yang menginjak usia dewasa, dia bernama Ghalotisha Vallenshia. Mungkin ini bukan kisah cintanya yang pertama, tapi ini merupakan kisah cintanya yang sangat indah dan harus berakhir dengan tragis dihadapan matanya sendiri. Orang yang benar benar ia cintai harus menghembuskan nafas terakhir dihadapannya sendiri, sebelum mereka saling mengungapkan rasa sayang mereka.
Berawal dari sebuah chattingan di fb, antara kakak kelas bernama Ghalotisha Vallenshia dan seorang adik kelas bernama Aziz Fahrul Rozi. Sebenarnya aziz telah mengetahui kakak kelasnya itu sudah lama, tapi sengaja dia ngechat kakak kelasnya itu biar semakin deket aja. Mereka bertemu disuatu chattingan yang membicarakan tentang kematian. Awalnya tak ada firasat apa apa antara mereka saat membicarakan hal tersebut, tapi ternyata itu merupakan awal dari pertanda kepergian Aziz.
Aziz adalah seorang yang sangat sopan, berperilaku yang baik, sedehana,anggota tonti pula. Dia merupakan cowok sempurna yang pernah dikenal oleh Tisa, walaupun secara fisik dia kurang begitu sempurna (dia kurang tinggi sebenernya, dikiiiitt) hahaha :Dh
Setelah berkenal lama denga kakak kelasnya itu, dan sudah tukeran nomer hp setelah peristiwa chattingan itu, Aziz dan Tisa pun sudah terlalu deket dan jika orang menganggap mungkin mereka sudah seperti sepasang pacar. Tapi anehnya mereka belum jadian, (mungkin karena malu malu yeee hahaha )
Suatu hari, seperti biasa mereka smsan kayak biasanya, tak tau kenapa Aziz pengen banget ketemu sama Tisa dan pengen banget dianter pulang sama Tisa. Waktu itu saat bel pulang sekolah rasanya Tisa pengen banget liat tonti yang pastinya sih liat Aziz,bahkan Tisa sempet foto Aziz saat season minta maaf sama kakak DT, walaupun dalam hati Tisa masih pengen banget nonton Aziz tonti tapi Tisa harus pulang karena dia juga harus nganterin temennya juga. Akhirnya Tisa sms Aziz “dek aku pulang dulu ya?” bergegas Tisa langsungpulang tanpa menunggu sms balasan dari Aziz.
Setelah Tisa nganterin temennya pulang , dia semtin buka sms dari Aziz yang intinya Aziz pulang dengan jalan kaki, karena waktu itu udah sore udah nggak ada bis lewat lagi (sederhana banget sih lu ziz). Sontak Tisa puter balik kesekolahan walaupun harus ngalang jauh banget. Dan ternyata Aziz udah jalan hampir 1km dr sekolah mereka. Saat itu Tisa langsung menghmpiri Aziz dan merekapun hanya pangdang pandangan sambil tersenyum tanpa mengucap satu katapun karena mereka udah tau maksut senyuman keduanya itu.
Akhirnya Aziz pun mbncengin Tisa, mereka hanya bercanda candaan dijalan sambil ngomongin masalah ngukur tinggi badan.
“gimana dek , jadingukur badan enggak” tanya tisa dengan penuh tawa
“ayoo, berani aku siapa takut. Hahaha “ jawab azizpun sambil tertawa
Disela sela pembicaraan mereka ada telefon dari sodara Tisa yang menanyakan kenapa tisa belum pulang, dan tisa pun menjawab “aku udah dijalan kok”
Tak tau sampai mana mereka sampai,akhirnya perstiwa itupun terjadi. Peristiwa yang sangat tak diinginkan oleh semua orang. Sekejap Tisa pun tak sadar dengan apa yang mereka alami saat itu , yang tisa rasakan hanyalah dia tertidur terlalu lama, yang dia katakan dalam hatinya adalah “ ayo Tis bangun, kamu nggak boleh tidur terlau lama” dan saat Tisa terbangun yang ada difikirannya pun hanyalah Aziz, padahal sebenarnya Tisa terluka sangat parah, kakinya patah. Tapi Tisa tak memikirkan fisiknya, dia terus memanggil nama Aziz dan dia melihat di UGD dimana Aziz dirawat. Dari luar jendela dia hanya bisa melihat saat saat aziz kritis, saat saat dimana aziz membutuhkan suport dia da dia tak bisa berada didekat aziz.Dengan rintihan tangisan Tisa sempat terdengar “aziz ayo bangun aku sayang kamu, aku belum siap kehilangan kamu” tiba tiba mama Tisa pun datang dan memeluk Tisa yang masih berlumuran air mata di pipinya. Setelah dokter keluar dari ruang UGD Tisa pun sontak bertanya kepada dokter “gimana dok keadaan temen saya, dia baik baik aja kan?” dengan seruan tangis yang tidak dapat terhenti dan langsung melihat dr jendela wajah Aziz yang sudah putih bersih dan keliahatan senyum dibibir Aziz untuk Tisa, dengan senyuman yang diberikan Aziz itu dia yakin Aziz akan baik baik aja, tapi ternyata takdir berkata lain dokter menyatakan bahwa Aziz udah nggak bisa diselamatin. Luka yang terjadi akibat benturan dikepalanya membuat dia tak bisa bertahan lagi. Tisa pun sontak menghentikan tangisannya, tiba tiba dia kaku berdiri melihat kekamar perawatan Aziz seperti orang gila sambil tersenyum sendiri dan berkata “Aziz, kamu kan udah janji mau ngukur tinggi badan sama aku, ayoo bangun... pasti kamu kalah deh”
Akhirnya mama Tisa memeluk Tisa yang udah seperti orang gila itu, karena mamanya tau bahwa anaknya nggak bakalan sanggup ngeliat anaknya melihat Aziz ditutup kain kafan oleh suster.
Akhirnya saat pemakaman Tisa pun tak kuat untuk datang, mungkin dia masih menganggap Aziz masih hidup dan tak pernah dimakamkan. Saat pemakaman ibu aziz pun memeluk sahabat aziz dengan erat sambil memanggil manggil nama aziz
(maklum yaaahhh kabarnya Aziz adalah satu satunya harta yang dimiliki oleh ibunya,Ayah aziz pun telah pergi tak tau entah dimana, dan ibunya hanya hidup berdua oleh Aziz, dan Aziz adalah sosok anak yang sangat menerima semua apa adanya misalnya anak seumuran dia baru seneng senengnya naek mtor tapi tidak pada dia, dia tau kondisi ibunya, dia rela relain ngebis kesekolah tiap hari)
Aziz kamu tetep jadi yang terbaik untuk ibumu, Tisa dan semua orang yang mengenalmu...
Kami semua menyayangimu .....
Oleh Lisa Setyawati
Dari cerita nyata Ghalotisha Vallenshia dan Aziz Fahrul Rozi
0 komentar:
Posting Komentar